Pada saat itu, tas yang dibuat masih berasal dari bahan yang sederhana
seperti vinyl, kain, dan bahan kulit sintetis. Untuk menjaga kekurangan
bahan kulit, maka lebih dari 60% bahan yang digunakan adalah imitasi
atau tiruan. Jika bahan asli kulit tidak tersedia lagi, kulit imitasi
bisa menjadi alternatif lain. Selain bahan-bahan tas tersebut, kertas
tebal juga telah digunakan dalam pembuatan tas. Hal ini bisa dilihat
dari kehidupan orang Cina pada zaman Dinasti Tang, yang biasa
menggunakan tas dari kertas (paperbag) untuk menyimpan teh maupun
membawa dan menyimpan barang lainnya.
Selain tas kertas yang
digunakan oleh bangsa Cina pada zaman dulu, tas pertama kali dikenal
oleh masyarakat dunia sebagai pembungkus roti. Lalu tas yang terbuat
dari bahan plastik mulai beredar dipasaran lebih dari 25 sampai 35
persen. Seiring dengan berkembangnya zaman, plastik dikenalkan ke
supermarket sebagai alternatif pengganti kantong kertas.
Sejak
zaman dulu, tas sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan dengan mode
dan fashion (pakaian). Kebanyakan orang yang gemar berpakaian sesuai
mode, selalu menyertakan tas dalam penampilannya. Sebenarnya, berbagai
jenis/model tas yang kita kenal saat ini berasal dari tas tangan
(handbag) yang sering dipakai oleh orang-orang pada waktu dulu.
Salah
satu benda fashion yang tidak pernah bisa jauh dari wanita adalah tas.
Benda yang satu ini tidak luput dari serbuan para kaum wanita, dan kalau
sudah begini, sepertinya harga tidak menjadi satu masalah yang berarti
lagi. Terbukti dengan koleksi tas dari merk-merk terkenal dengan
harga-harga selangit, tetap saja laris manis diserbu para penggemarnya.
Dan yang lebih menariknya lagi, tas juga bisa menjadi simbol status
sosial seseorang. Baik pria maupun wanita.
Tapi, apakah Anda
pernah berpikir tentang asal usul dari sebuah tas tangan atau yang lebih
dikenal dengan istilah asingnya yaitu handbag? Handbag telah menjadi
benda penting dalam kehidupan sehari-hari, ini dimulai sejak orang telah
memilik benda-benda berharga yang harus selalu dibawa kemanapun.
Penjelasan pertama kali tentang hal ini ada pada abad ke-14, walaupun
dalam tulisan Mesir kuno disebutkan bahwa orang-orang Mesir zaman itu
telah memakai tas pinggang kemanapun mereka pergi. Tas pinggang juga
digunakan sebagai sabuk yang dipakai sangat kencang di pinggang mereka.
Sulaman dan perhiasan yang terdapat di sebuah tas, akan menunjukkan
status sosial dari si pemakai, karena menunjukkan semakin sulitnya
proses pembuatan tas tersebut.
Di abad ke-16, handbag diciptakan
lebih praktis untuk penggunaan sehari-hari. Materialnya dibuat dari
bahan kulit dengan kancing pengikat di atasnya. Selama masa ini,
traveling bag dibuat dengan bentuk yang lebih besar dan digunakan oleh
para travelers dengan cara membawanya dalam posisi menyilang di badan.
Sedangkan di abad ke-17 perkembangannya sudah lebih bervariasi, hingga
pria maupun wanita yang fashionable akan membawa tas kecil dengan model
yang semakin beragam di setiap kesempatan. Para wanita muda mulai
membuat sulaman-sulaman, yang juga sangat dibutuhkan ketika mereka
menikah, hingga semakin banyak hasil kerajinan tangan yang sangat cantik
dan unik yang diaplikasikan pada tas.
Tren busana neo-classical
menjadi sangat populer pada abad ke-18, dengan model-model pakaian yang
lebih terbuka untuk para wanita. Sehingga, penggunaan tas kecil atau
istilah asingnya purse akan merusak tema dari busana neo classical ini.
Oleh karena itu, para wanita yang sadar gaya mulai untuk membawa tas
tangan mereka. Wanita memiliki jenis tas yang berbeda-beda untuk setiap
aktivitas, dan hal ini diperkuat dengan penjelasan-penjelasan dari
majalah wanita yang menjelaskan tentang hal ini. Tapi, dari semua jenis
tas yang dimiliki oleh wanita, ada satu kesamaannya, di dalamnya biasa
ditemukan benda-benda seperti lipstick, bedak, kipas tangan, parfum,
dompet, dll.
Penggunaan “handbag” pertama kali hadir di awal
tahun 1900-an, dan awalnya istilah ini digunakan untuk travelling bag
yang dibawa dengan cara dijinjing dan biasanya dibawa oleh pria. Ini
adalah inspirasi untuk tas yang akhirnya sangat populer di kalangan
wanita, lengkap dengan kancingnya yang sedikit rumit, dan juga kunci.
Tahun 1920-an menunjukkan sebuah revolusi dalam dunia fashion, dimana
tas tidak lagi harus selalu sesuai dengan busana yang dipakai.
Sementara,
tahun 1940-an menunjukkan sebuah kesederhanaan dalam berbusana,
termasuk urusan handbag. Tahun 50-an designer menunjukkan sebuah
peningkatan yang sangat penting, termasuk Chanel, Louis Vuitton dan juga
Hermes. Dan tahun 60-an menunjukkan perubahan dari gaya klasik menuju
ke gaya yang lebih anak muda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar